Banda Aceh, Habanusa – Program Aceh Australian Alumni (AAA) untuk mengadakan Sabang English Bootcamp disambut baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dalam pertemuan yang digelar di Pendopo Walikota Banda Aceh, Selasa (28/1/2025).
Dalam pertemuan itu, Almuniza, Kepala Disbudpar Aceh sekaligus Pj. Wali Kota Banda Aceh, menegaskan komitmennya untuk mendukung pelaksanaan program inovatif ini.
“Disbudpar Aceh dapat mengirimkan personel peserta bootcamp untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris mereka,” ungkap Almuniza.
Katanya, ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di beberapa unit di bawah pengelolaan kami, seperti Museum Aceh, Museum Tsunami, dan beberapa balai lainnya.
Kolaborasi Strategis untuk Pengembangan SDM lokal, Ketua AAA, Dr Dyah Erti Idawati, kepada media ini, Kamis (30/1) menyampaikan, bahwa Sabang English Bootcamp akan menjadi langkah besar untuk mendorong Sabang sebagai destinasi wisata unggulan.
“Anak-anak Sabang dapat mengembangkan keterampilan Bahasa Inggris mereka melalui program ini,” ujar Dyah.
Bahkan katanya, peserta dari luar Aceh dapat berpartisipasi sekaligus menikmati wisata di Sabang.
Turut hadir dalam pertemuan itu Pengurus AAA, Prof Dr Cut Dewi, Dr Kismullah dari Divisi Pendidikan dan Training, Muslim Amiren pengurus AAA yang juga aktif dalam bidang pariwisata.
Kemudian ada Sukmasoviati, Tika, dan Rayhan dari sekretariat AAA. Hadir juga dalam audiensi ini Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sabang, Dr Mohd Iqbal.
Pada kesempatan itu, Kismullah akan penyusun program Sabang English Bootcamp dan Kepala UPT Bahasa Universitas Syiah Kuala.
Dijelaskannya, bahwa program ini akan dimulai dengan pilot project, termasuk webinar pembuka yang menghadirkan native speaker Bahasa Inggris yang juga merupakan pengunjung reguler ke Sabang.
“Rencana dukungan dan implementasi program salama pertemuan ini, sejumlah rencana strategis untuk mendukung keberlanjutan Sabang English Bootcamp turut di bahas,” tutur Kismullah.
Lebih lanjut diungkapkapkannya, salah satu fokus utama adalah kolaborasi formal antara Disbudpar Aceh dan AAA yang akan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS/MoA) dalam waktu dekat.
Program ini juga dirancang untuk melibatkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dari berbagai sektor, seperti museum, balai budaya, dan situs wisata ikonik seperti Rumah Cut Nyak Dhien.
“Dengan melibatkan peserta dari unit-unit ini, program diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan di sektor pariwisata sekaligus memberikan dampak nyata bagi masyarakat lokal,” ucapnya.
Selain itu tandas Kismullah, peserta bootcamp nantinya akan mendapatkan sertifikat sebagai bentuk pengakuan, yang dapat menjadi nilai tambah bagi mereka yang bekerja di industri perhotelan dan restoran.
Untuk mendukung keberlanjutan program, skema subsidi silang juga direncanakan, memungkinkan peserta dari latar belakang sosial ekonomi kurang mampu untuk mengikuti program ini secara gratis, sementara peserta komersial memberikan kontribusi untuk mendukung keberlangsungan kegiatan.
Ke depan kata Kismullah, program ini dirancang untuk menjadi kegiatan reguler setiap enam bulan, dengan cakupan lebih luas dan sistem sertifikasi formal yang dapat membuka peluang karier lebih besar di sektor pariwisata.
Ditambahkannya, keterlibatan komunitas dan pentingnya kolaborasi Penta Helix, program ini juga dirancang dengan pendekatan Penta Helix, yang melibatkan akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, dan media.
“Dukungan dari Perbankan lokal, pelaku usaha seperti penyedia penginapan, warung makan, dan penyewaan transportasi, juga menjadi bagian integral dari keberhasilan Sabang English Bootcamp,” pungkas Kismullah.