Subulussalam, Habanusa – SMK Negeri Sultan Daulat Kota Subulussalam berhasil melakukan panen raya labu madu (cucurbita moschata) dalam inovasi Teaching Factory (TeFa) pada Sabtu (21/12/2024).
Keberhasil panen Madu Labu Madu super itu ditanggapi langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Marthunis ST DEA.
Marthunis mengucapkan selamat dan sukses atas keberhasilan SMK Negeri Sultan Daulat yang berhasil membudidayakan labu madu dan hari ini melakukan panen raya.
“Labu madu idan beberapa jenis tanaman buah lainnya agar terus dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, serta bisa nantinya dikembangkan oleh siswa setelah lulus SMK,” ujar Marthunis.
Kadisdik mengucapkan terima kasih atas dukungan Kacabdisdik Wilayah Subulussalam dan Aceh Singkil, kepala sekolah, guru dan tendik SMK Negeri Sultan Daulat yang telah membudidayakan labu madu yang bisa dipasarkan.
Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Subulussalam dan Aceh Singkil, Antoni Berampu MPd yang turun langsung ke lokasi mengapresiasi budidaya labu madu yang dilakukan siswa SMK Negeri Sultan Daulat.
“Labu madu ini selain bernilai ekonomis juga sangat baik dikonsumsi bagi kesehatan tubuh contohnya, mengatasi sakit maag,” kata Antoni.
Dikatakannya, lahan yang tersedia apalagi mencapai 2 hektare ini semoga bisa dimanfaatkan dengan membudidayakan buah labu dan tanaman lainnya.
Tentu budidaya beberapa jenis buah-buahan selain mengajarkan siswa setelah tamat SMK siap kerja, disamping itu juga menjadi sumber income bagi sekolah.
“Kendala-kendala yang dihadapi dalam budidaya labu madu di SMK Negeri Sultan Daulat akan kita sampaikan ke Disdik Aceh melalui Bidang SMK semoga ada solusi terbaik,” ucap Antoni.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri Sultan Daulat, Ajeng Solin SP mengatakan, panen labu madu ini merupakan yang keempat kalinya di bulan Desember 2024 ini.
Kata Ajeng, panen labu madu (cucurbita moschata) atau lebih dikenal dengan sebutan butternut di SMK Negeri Sultan Daulat dihadiri oleh berbagai unsur, diantaranya Kacabdisdik Wilayah Subulussalam dan Aceh Singkil, para pengawas pembina SMA, SMK, SLB se-Kota Subulussalam.
Kemudian hadir komite sekolah, tokoh pendiri SMK Negeri Sultan Daulat, Muspika Sultan Daulat dan beberapa pimpinan perusahan mitra sekolah seperti, Earthworm Foundation dan PT. Laot Bangko.
“Panen ini menghasilkan buah labu sebanyak 725 buah dengan bobok keseluruhan 1.200 Kg, dari jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 255 pokok,” sebut Ajeng.
Dijelaskannya, dalam kegiatan panen ini para tamu disuguhkan dengan snack yang kesemuanya terbuat dari bahan baku labu madu seperti, timpan labu, puding labu, bolu labu dan donat labu.
Bahkan katanya, semua produk tersebut memiliki cita rasa yang khas dan kualitas gizinya tidak diragukan.
“Labu madu yang sudah dipanen ini, para siswa memasarkannya dengan cara langsung dan juga melalui penjualan secara online,” ungkap Ajeng.
Kepala sekolah menuturkan, kendala penanaman labu madu ini diantaranya, membutuhkan modal yang cukup besar di awal. Apa bila penanaman hanya dilakukan sekali, maka tidak akan menguntungkan secara bisnis.
Namun ujarnya, secara akademik pembelajarannya berjalan dengan baik. Untuk mendapatkan keuntungan dari dua sisi baik pembelajaran maupun finansialnya, maka penanaman harus dilakukan secara berkelanjutan.
Kendala lain yang muncul, jika produk yang dihasilkan oleh SMK Negeri Sultan Daulat cukup banyak, sampai saat ini belum ada pihak yang bersedia menampung produk tersebut dalam jumlah besar.
“Saya berharap jika produk ini sudah tersedia setiap saat, pemerintah harus turun tangan untuk menampung produk ini yang notabene bersinergi dengan program Presiden terkait dengan ketahanan pangan,” pungkas Ajeng.