Aceh Selatan, Habanusa – Langkah strategis Polres Aceh Selatan dalam menggelar Operasi Pekat Seulawah 2025 dan membentuk Tim Anti-Premanisme mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat.
Tiga lembaga besar yakni Pengurus Wilayah Majelis Pengajian dan Zikir TASTAFI Aceh Selatan, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Aceh Selatan, serta Yayasan P2TP2A Rumoh Putroe Aceh menyampaikan dukungan, apresiasi, dan ajakan sinergi atas upaya penegakan hukum yang berorientasi pada ketertiban sosial dan perlindungan kelompok rentan.
TASTAFI: Menjaga Ketertiban Adalah Bagian dari Ibadah
Ketua PW TASTAFI Aceh Selatan, Abuna Tgk. H. Mohd Ja’far Amja, S.Hi., menyatakan bahwa operasi ini adalah bentuk nyata dari tanggung jawab bersama dalam menjaga akhlak dan keamanan lingkungan.
“Ini adalah langkah mulia yang patut didukung. TASTAFI, yang merupakan singkatan dari Tasawuf, Tauhid, dan Fiqih, percaya bahwa menjaga ketertiban dan menjauhkan masyarakat dari maksiat adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.
Ia mengajak para ulama, dai, dan jamaah majelis zikir untuk bahu-membahu menciptakan lingkungan yang bersih dari penyakit masyarakat. “Mari kita jadikan gerakan ini sebagai bagian dari jihad sosial demi Aceh Selatan yang aman dan bermartabat,” pungkasnya.
IPARI: Sinergi Dakwah dan Hukum, Jaga Generasi dari Kemaksiatan
Ketua IPARI Aceh Selatan, Ustadz Khaifal Muddin, S.Hi., menilai bahwa operasi ini adalah bentuk kepedulian aparat terhadap masa depan generasi muda.
“Premanisme, narkoba, judi, dan pergaulan bebas adalah racun peradaban. Langkah Polres Aceh Selatan adalah upaya penyelamatan moral bangsa yang harus kita dukung penuh,” tegasnya.
IPARI siap bersinergi melalui penyuluhan dan edukasi moral ke masyarakat. Ia pun menghimbau warga untuk tidak menjadi penonton.
“Jangan diam saat melihat kemungkaran. Laporkan, bantu, dan jaga lingkungan kita bersama. Keberhasilan ini hanya mungkin jika kita semua bersatu,” katanya.
P2TP2A: Perempuan dan Anak Kini Lebih Nyaman dan Terlindungi
Dukungan kuat juga disampaikan oleh Korwil Barat Yayasan P2TP2A Rumoh Putroe Aceh, Gusmawi Mustafa. Ia menyebut operasi ini sebagai bentuk kehadiran negara dalam melindungi yang paling rentan.
“Ini adalah kepedulian yang luar biasa. Sekarang, perempuan dan anak bisa merasa lebih aman dan nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” ungkapnya.
Gusmawi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak ragu bekerja sama dengan aparat dan lembaga perlindungan. “Jangan takut memberi informasi, jangan segan mendukung langkah kepolisian. Ini demi keamanan keluarga kita sendiri,” ujarnya.
Kepada aparat, ia memberi dorongan semangat: “Teruslah bekerja dengan hati. Tugas yang sangat mulia, dan masyarakat bersama polisi. Jangan pernah ragu untuk menegakkan kebenaran.”
Himbauan Bersama: Warga Jangan Diam, Laporkan, dan Dukung
Ketiga lembaga tersebut mengeluarkan seruan bersama agar masyarakat turut terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari penyakit sosial.
“Kami mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, orang tua, dan pelajar untuk ikut menjaga Aceh Selatan. Mari kita berikan informasi, dukungan moral, dan tindakan nyata dalam mendukung Polres Aceh Selatan,” demikian bunyi pernyataan bersama mereka.
Operasi Pekat Seulawah 2025 resmi dimulai dengan apel yang dipimpin oleh Wakapolres Aceh Selatan, Kompol Edwin Aldro, S.H., M.H., mewakili Kapolres AKBP T. Ricki Fadliansyah, S.I.K., serta diikuti oleh para Pejabat Utama Polres dan seluruh personel yang tergabung dalam tim operasi.
Langkah ini diharapkan menjadi awal dari gelombang perubahan sosial yang lebih besar, yang menyatukan kekuatan dakwah, hukum, dan kemanusiaan demi menciptakan Aceh Selatan yang maju, aman, dan madani.